Di sebuah meja bernomor tiga kedai yakiniku …

“Ini mentega buat apa ya ?”

“Loh kok lengket sik ? He dagingnya kok lengket ?”

“Lha ya haruse dikasi mentega dulu”

“Lho lho he gimana bisa kalo menteganya jatuh jatuh mulu”

“Ya ya ya, he ya apa se ini karepnya”

“Aku ada ide”

... singkat cerita, tersusunlah beberapa helai potongan bawang bombay, membentuk tanggul mentega cair di atas penggorengan. 

Katamu, “jangan jatuh lagi yaa”

Kamu tau, jauh sebelum kamu bilang seperti itu,

aku sudah jatuh berulang kali

Aku jatuh pada rasa akan kamu

Setiap kamu, dengan sengaja, menempelkan punggung helm mu

padaku setiap kali kita bersama

Aku tau itu bodoh dan kekanakan

Tapi mengetahui bahwa yang melakukannya adalah kamu,

dan kepadaku,

semuanya terasa normal

Semakin kesini semakin paham apa itu keluarga, semakin menghargai keberadaan mereka, dan semakin susah kalau dalam sehari tidak bisa bertegur sapa.

Aku, dulu, sama sekali tidak mengenal mereka. Cerita lama antara papa dan mama memaksaku tinggal bersama eyang dari kelas 5 SD sampai 3 SMA, terpisah dari mereka. Jarak tidak begitu berarti memang, cukup ditempuh 15 menit. Tapi intensitas ketemuan benar-benar tidak memungkinkan untuk bisa akrab.

Dulu, setiap aku pulang, ada saja sesuatu yang terjadi pada orang tuaku. Selalu ada kisah yang membuatku enggan kembali. Dulu, mereka tidak bisa secara luwes bercerita apapun. Sekat pemisah area kakak dan adik kala itu terlalu tinggi. Aku tidak tau keseharian mereka gimana, pembicaraan mereka tentang apa, bahkan, makanan kesukaan mereka tidak pernah terbayang. Kesadaranku akan ketidak dekatanku dengan mereka muncul ketika aku hendak membelikan baju sebagai cinderamata, aku tidak tau ukurannya. Menerka saja tak bisa. Hafff. Kakak macam apa ini.

Sekarang, keadaan berbalik perlahan. Aku mulai sering pulang. Mereka sudah bisa bercerita panjang lebar. Bahkan tiap-tiap kami selalu ada rahasia kecil-kecilan yang, aku menganggapnya, dapat dijadikan bukti bahwa kami sudah cukup dekat untuk dapat berbagi. Kami mulai bersikap selayaknya kakak dan adik. Saling membutuhkan, saling merindukan, saling mencaci, dan saling memusuhi. Ada kalanya kami bertengkar hebat karena hal acak. Tapi itu hanya bertahan sehari, tidak, semalam.

Satu komitmen yang tercipta tak sengaja tanpa materai diantara kami:

“Kalo besar nanti, jangan sampai kita seperti keluarga papa sama mama yang suka nggosipin sodaranya sendiri. Kalo besar nanti, kalo ada yang ngga sreg, langsung bilang aja. Jangan sampai nggerundel di belakang. Kalo besar nanti, kita harus saling bantu dan sering-sering pergi bareng kayak papa, om diyud, bude“

Dan itu berlanjut dengan peran impian masing-masing kami,

“Aku mau jadi kayak bude ah ke anak-anakmu. Biarin koplak pokok bisa deket”

“Aku mau jadi yang sok tau dan asal njeplak ah biar keren”

Semoga semua ini tidak hanya angan kami. Semoga kebersamaan ini tiada akhir. Semoga.

Let us be grateful to people who make us happy. 

They are the charming gardeners who make our souls blossom 

- Marcel Proust -

Gia Yulandani Triana | Dewi Qurrotu A'yun | Yulia Puspa Rachmaniati 

Nova Ayu Liestyaningrum | Indaru Meinika Adnin | Muzdalifah Nur Jannah

Iqbal Ibnu Wardani

Seperti libur semester sebelum sebelumnya, gumbulan yang Tia sebut sebagai geng rumpik korea ini pasti menyempatkan satu hari kosong buat nggumbul. Namanya juga geng rumpik korea, nggumbulnya menyesuaikan deh, di tempat makan korea. Beberapa minggu lalu sempat rapat via katalk untuk menentukan waktu dan destinasi gathering ke sekian kami. Awalnya pada berniatan makan di tempat yang terjamin enak sekalian macam Myoung Ga atau Gojumong karena lagi ngga pingin gambling. Tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang.

Hari minggu sudah beranjak dari kasur sejak jam enam itu suatu berkah tersendiri buat aku yang notabene bangun selalu pagi tapi mesti gulung-gulung dulu sampai jam delapanan. Setelah akhirnya berhasil potong kuku yang entah sejak kapan panjangnya sudah seperti kuku palsu, sony e16i kesayangan pun mendapat perhatian lagi. Notif katalk sudah banyak aja, berasa kesiangan banget gitu akunya, tapi pas dibuka ternyata dari chatroom yang kuberi nama ‘noonanya dedek dedek’ semua. Lah ? ‘noonanya dedek dedek’? Yaa tau sendiri lah makin kesini makin banyak kpop rookies baru. Yang debut masih pada bocah bawah umur macam Jongkook sementara kami makin berumur, jadilah ‘noonanya dedek dedek’. Sekedar info, member ‘noonanya dedek dedek’ ada 4 orang: aku, Kkamjong, Yongguk, dan Junmen. Disitu kita berdebat panjang lebar mulai dari Myoung Ga, beralih ke taksi, belom lagi salah sambung tingkat akutnya si ahjumma penjaga stan bazaar tiga puluh satuan, sampai akhirnya nemu Gangnam Resto, dan memutuskan mampir Le Café Gourmand sekalian.

I’m listening to Melody Fall’s, Taylor Swift’s, and Kelly Clarkson’s songs lately. Just a little bit bored with Kpop. Then, hey I found this song ! Never heard it before. Hello you, my one and only ultra stroberi *ugh

You said you’d be here

Well I’ve been waiting way too long now

And still there’s no sign of you in the distance

If you’re even coming

I’m through praying

I keep getting God’s busy line

Ngga kerasa sudah minggu ketiga aja nih rantaunya. Seminggu lagi balik Surabaya ! Yaaay !

Akhir pekan minggu lalu main ke GWK sama Pantai Kuta. Nothing special sih, bahkan sepertinya ngga ada yang beda dari jaman tur esempe. GWK masih gitu-gitu aja. Wisnu masih belum punya tangan. Tapi ada sedikit cerita disini, karena masuknya lewat jalan belakang, alias illegal. Weits, jangan salah paham. Ini bukan unsur kesengajaan loh asli sungguh. Bermula dari bapak security di parkiran motor yang kutanyai mana pintu masuknya, si bapak dengan polosnya nanya, “Mahasiswa ya? Mau dibantu?”. Yaelah bapaaak tau banget sik wajah mahasiswa macam gimana -_- melas ya pak? rembes ya? ngga kelihatan kayak wisatawan banget ya? huh, kadang bête juga sih kalo langsung ketebak begitu.

Jadi keinget pas ke Krisna pake jas almamater, kata pak parkirnya, “Mau bawa proposal ya mbak ?”. Hah. “Mau bawa proposal? Mungkin pengajuan dana?”. “OH ENGGAK KOK PAK NGGA BAWA PROPOSAL”. Duh yaa pelislaaah masa ya pake jas alma doang dikira bawa proposaaal. Kita kita juga konsumen kok pak.

Balik ke GWK, jadi si bapak tadi kan menawarkan ‘bantuan’. Kita mah masih cengok gitu, setengah paham setengah ngga paham sama maksud bapake. “Lima puluh ribu per orang mbak soalnya, dibantu ya?”. Tetep ngga paham pak. Maap. Tapi yaa demi menghormati si bapak, kita iya iya aja, terus ngikut jalan di belakang bapaknya. Si bapak akhirnya buka pintu bertuliskan ‘loading dock’ dan mempersilahkan kami masuk layaknya tamu kehormatan. “Enam puluh ribu aja mbak”. Oh? Oh! Baru ngeh! Hahahahah jadi maksudnya dibantu tadi itu ‘dibantu’ macam begini toh kampreeeet. Yasudahlah mau gimana lagi toh sudah masuk. Maaf yaa buat pengelola GWK ~ Asli deh ngga bermaksud merugikan andaa ~

Ngomongin soal Wisnu yang belum bertangan, ternyata versi lengkap patung wisnu menunggangi garuda yang bakal jadi point GWK mendatang masih dalam tahap pengerjaan, dan katanya sih pengerjaannya di Bandung. Heran ? Sama. Ngga habis pikir gimana nanti kalo patungnya sudah jadi di Bandung sana. Badannya Wisnu aja sudah berapa meter, gimana kalo versi lengkap. Cara bawa ke Bali piye ? Naik pesawat ? Atau kapal ? Terus ngangkut ke GWK yang berbukit-bukit itu gimana ? Sulap kok ancen.  

*ps khusus oci: tuh yang di depan Wisnu bule Korea pesenanmu ~

Random post sih sebenarnya, tapi berhubung masih di pulau orang jadi yaa maklumi saja judulnya begitu hahaha

Ninggal rumah lebih dari 2 minggu tanpa bawa kertas hvs putih polos sama sekali itu kesalahan banget. Kenapa ? Dua minggu pertama mungkin masih bisa mengandalkan laptop, masih bisa lari ke novel, masih bisa nyemil sambil ngegame. Tapi minggu selanjutnya bisa dipastikan bakal stress berkepanjangan kalo ngga nemu kertas. Maklum, kalo sudah kelewat bosen satu-satunya yang harus dilakukan ya coret-coret, baru deh mood bisa balik *kelakuan

Nah tadi pas nganggur banget di tempat kp coba ngubekin tas, cari kertas, kok ya ngga nemu satu pun. Woh. Di dalam map cuma ada kertas fotokopian sama folio bergaris. Yaa lembar baliknya fotokopian polos sih, tapi kan isi fotokopiannya bukan sembarangan, masa iya nyoret-nyoret disitu. Karena tetep ngga nemu, akhirnya beralih ngubekin dompet, dan …… taraaaaa ~ nemu beberapa struk belanjaan yang baliknya polos! hahahah langsung lah kita nodai kertas ituu :3

Btw taun ini bakal tetap ada project lebaran seperti biasa loh, ngga jadi cuti :3

Tapi bukan exo yaa sudah bosan dua taun exo mulu :3

Tapi ngga janji bakal berwarna sih, ngga yakin nutut soalnyaaa :3

“The one and only you could lean on when you feel alone is no other but Allah” –anonymous

This is me, welcoming you from Dewata Island, a place where cats turn into dogs (I mean, their ‘everywhere’), Hai !

Hidup dua puluh taun selalu ketemu mama papa tiap hari itu bener-bener sebuah berkah, dan semua itu baru kerasa kalo sudah jauh dari mereka. Yaps, jadi anak rantau maksudnya. Sebulan ini, terhitung dari tanggal 23 kemarin, bakal terperangkap di Denpasar buat melaksanakan mata kuliah kerja praktek 2sks di DSDP Bali.

Sekedar info, DSDP itu salah satu proyek yang ada di Bali berupa pemasangan pipa-pipa air limbah dari tiap rumah / hotel / kantor / rumah makan yang nantinya disalurkan menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di daerah Suwung untuk mengalami pengolahan. Jadi air limbah domestik dari kamar mandi, dapur, dan  wc bakal disalurkan ke IPAL melalui perpipaan. Adanya sistem perpipaan air limbah ini bisa memperbaiki sanitasi dan mengurangi pencemaran lingkungan, terutama air tanah sama air laut. Sistem ini sudah banyak diterapkan di Jepang, Australia, Amerika, dan negara maju lainnya. Nah di Indonesia sendiri masih ada 7 kota saja yang punya, itupun belum berjalan maksimal. Dari 7 kota yang ada, sistem perpipaan di Bali ‘katanya’ yang paling bagus karena jumlah sambungannya sudah banyak, pelanggannya juga lumayan padahal sistem ini masih tergolong ‘baru’. Gitu deh. Ngga paham ? Oke, maafkan, mungkin bisa ditanyakan bagian mana yang ga paham *guaya.

Penyuka jejepangan ? Domisili Surabaya dan sekitarnya ? Tau Japanese World punya anak SASJEP UNAIR dong ya pastinya ? Pasti lah, ngga mungkin ngga tau. Atau emang bukan penyuka jejepangan ? Okedeh sini kukasih tau. Jadi, setauku, Japanese World itu semacam festival budaya Jepang tahunan yang diselenggarakan sama anak-anak Sastra Jepang Unair. Isinya apaan ? Yaa pastinya tentang Jepang-jepangan. Dari taun ke taun sih kayaknya hampir sama. Ada workshop Chanoyu (ituloh, upacara minum teh yang ribet itu), Manga, dan Origami. Nah kalo yang origami, sebenernya rada ngga paham kenapa bisa ada workshop beginian. Origami meeen ! Lipet lipet kertas pake workshop segala masaa !  Selain itu, kalo pingin tau gimana cantiknya (?) pake yukata bisa juga cobain di stand Foto Yukata. Ngga ngerti cara pakainya ? Santaaai, bakalan dibantu kok sama mbak-mbak kiosnya. Tapi karena stand ini mesti indoor, biasanya hasil jepretannya kurang sempurna, kelihatan gelap. Terus kalo mau cobain gimana rasanya makan dikelilingi maid/buttler bening-bening bisa masuk ke maid café. Yang ini tergolong baru sih, baru 3 tahun terakhir ini apa ya kalo ngga salah. Dan, buat yang pingin uji nyali, silakan coba rumah hantu Jepang ala Japanese World di Obake Yashiki. Tenang, hantu Jepang tau kan ? Ngga ada semacam hantu bungkus atau hantu-hantu macam Indonesia kok. Palingan cuma mbak rambut panjang yang lehernya teklek dan menatapmu penuh dendam, atau hantu yang keluar dari gentong (?), atau hantu cantik yang menyerang dari dua arah, atau hantu yang ngegelindingin kepalanya, atau, yah pokoknya hantu lah. Tapi kalo emang dasar orangnya ngga suka (atau lebih tepatnya, ngga berani) sama hal-hal begituan lebih baik nggausa coba masuk deh. Apalagi yang ngga betah sama suara-suara menyebalkan khas rumah hantu, dan aroma dupa (ergh no no no !), nggausa deh mendingan. Kalo emang ngga berani ya ngga berani aja, jangan sok, daripada malah malu-maluin diri sendiri kayak aku tiga taun lalu -_-“

Main cast: Sehun, Luhan

Genre: Brothership, Friendship, Gajelas (as usual)

Based on EXO Showtime ep7. Fiction for sure ^^

Surabaya, 10 januari 2014, hari yang paling ditunggu selama semester ini: pengumpulan tugas perencanaan 3S. Iya, 3S. Tugas yang punya folder sendiri dengan judul “3S SUPER BESAR” ini akhirnya dikumpul. Tugas yang sangat menyita waktu tenaga pikiran harta benda dan segalanya. Tugas yang untuk pertama kalinya bisa bikin terjaga 24 jam, like, benar-benar 24 jam. Selama ini begadang buat nugas masih masuk kategori wajar. Masih sempat tidur barang sejam dua jam lah ya. Tapi 3S kemarin berhasil bikin ngga tidur sama sekali. Hah.

Main cast: Chanyeol, Baekhyun

Genre: Brothership, Friendship, Gajelas (as usual)

Based on EXO Showtime ep3. Fiction for sure ^^