[fiction] #LIMA part 3 - END

January 31, 2012


5 November
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Ji Hyun. Kau kemana bodoh, batin Hyun Jae. Dia mengambil ponselnya, berusaha menelpon sahabatnya. “Nomor yang anda tuju..“. Sangat jarang ponsel sahabatnya tersebut tak dapat dihubungi. Bahkan seharian kemarin tak ada kabar dari Ji Hyun. Dia terakhir kali menghubungi Hyun Jae dua hari lalu ...

To : Cabi
Saranghae

Hyun Jae pun mencoba menghubungi eomma dan appa Ji Hyun. Tidak tersambung juga. Hyun Jae mulai bingung. Keluarga Ji Hyun yang ia tahu hanya eomma dan appa. Tidak ada yang bisa ia hubungi lagi.

To : Cho Ji Hyun
Odie? Aku sudah di Zeelea café daritadi bodoh! Cepetan!

Hyun Jae masih tetap di tempatnya. Di tempat yang diminta Ji Hyun. Mengenakan dress dan boots yang diminta Ji Hyun. Memesan minuman kesukaan Ji Hyun, Frappucino. Ia menunggu sambil memandang sekeliling. Bagus juga café ini, pikirnya. Ini bukan kunjungan pertamanya. Dia pernah berkunjung beberapa hari lalu, hanya saja saat itu dia tidak memperhatikan suasana café. Lalu lintas Seoul yang padat itu dapat terlihat apik dari sini.
Hyun Jae kembali melihat jam. Pukul 4. Ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

To : Cho Ji Hyun
Kau kemana saja sih ? Aku sudah menunggumu 2 jam bodoh ! Tanggal 5 yang kau maksud tanggal 5 november ini kan ?? Aku ada kuliah nih

Seperti sebelumnya. Tidak ada balasan. Bahkan Hyun Jae tidak yakin pesannya terkirim.

 * * *

5 Juni

        “Hujan dan tanggal 5, sungguh padanan yang sempurna kan,”. Sempurna ? Bahkan Hyun Jae dan Ji Hyun tidak memiliki momen istimewa saat hujan. Hanya saja saat ini Hyun Jae sedang ingin menangis. Saat ini. Di tempat ini. Hyun Jae benar-benar bingung dan khawatir akan sahabatnya. Sudah sekitar 7 bulan ini tidak ada kabar sama sekali dari Ji Hyun maupun orangtuanya. Mereka tak dapat dihubungi pula. “Kau kemana? apa maksud pesanmu itu?” Hyun Jae bertanya dalam hati. Pertanyaan itulah yang membuatnya selalu mendatangi café ini setiap bulannya, setiap tanggal 5, berharap suatu hari Ji Hyun benar-benar datang.
Hyun Jae mulai menggigil. Tidak. Bukan mulai. Duduk kehujanan selama sekitar 2 jam, tentu saja rambutnya sudah basah kuyup. Untung mantel yang ia pakai tebal dan tergolong water resistant, sehingga badannya tidak terlalu basah. Dia kembali mengambil ponselnya, kembali mengetikkan sesuatu. Langit Seoul bahkan sudah kembali cerah. Dia pun beranjak dari tempatnya. Saat membayar Frappucino, ia berpesan pada petugas kasir, “Kalau ada tamu bernama Cho Ji Hyun, tolong katakan padanya, Park Hyun Jae tadi kemari”. Pesan yang yang sama yang selalu ia katakan pada pegawai kasir setiap bulannya. Dan seperti biasa, dia meninggalkan café tersebut dengan senyum.

END

To : Cho Ji Hyun
Kau kemana saja sih ? Aku sudah menunggumu 2 jam bodoh ! Sudahlah. Aku akan menemuimu lagi tgl 5. Kau datanglah Ji Hyun !

You Might Also Like

2 commments


Popular Posts