Oppars Trip : SS3 3D Day 3 - END
August 12, 2012
Hai
hai semuaa ~ masih ingat diary tentang oppars trip ku bareng teman-teman yang
berlangsung bulan Februari lalu nggak ? pasti uda lupa -__-“ (yayalah woi ini
uda bulan apa ??). Jadi awalnya memang uda mau kutinggal di belakang aja
postingan itu karena uda kelewat berbulanan dan basi. Tapi barusan terngiang
kata-kata oci, “Uda soov, post aja. Lumayan buat kenang-kenangan”. Maka atas
berkat rahmat Allah dan dorongan oci, saya putuskan untuk melanjutkan cerita
ini. Bagi yang belum pernah baca part sebelumnya dan berminat baca silakan disini dan disini. Bagi yang belum pernah baca dan
nggak minat baca, yasudah sana tinggalin postingan ini ! *ngusir *viewer turun drastis
*blogger menangis. Oh ! Mungkin ngga akan cerita lengkap, mengingat banyak hal
di oppars trip yang sudah tidak dapat diingat. Saya hanya mengandalkan kekuatan
merekam otak saya dan beberapa ketikan singkat di diary saya dan dikit-dikit
buka blog oci *hai ciii *lambai lambai tissue *ceritanya lagi kena flu. Di
oppars trip day 2 pas ending ada tulisan : Hingga
esoknya ada kejadian dramatis-sinetronis-bikin-nangis-tak-terlupakanis di
penginapan kami. Coba tebak apa yang terjadi ? n___n
Malam
hari kedua rencananya kami mau party kecil-kecilan dulu. Dance covering maunya.
Tapi berhubung badan udah pegal akan rompal jadi party nya ditiadakan.
Langsunglah kami melesat ke tempat tidur tanpa was was sedikit pun. Mungkin
karena memang tidak pernah terbayang di benakku kalau-kalau bakal terjadi
sesuatu malam itu. Kalau-kalau aku bakal menjadi pemain sinetron (?).
Ketika
tidur masih pulas-pulasnya dan aku lupa sedang mimpi apa, tiba-tiba aku
mendengar suara oci samar. Perlahan kesadaranku membaik, dan ternyata oci lagi
berteriak membangunkan aku dan depo. “Woi ! Bangun woi ! Kebakaran !”.
Sepersekian detik pertama otakku masih berusaha mencerna maksud oci, “oh
kebakaran”. Sepersekian detik berikutnya mataku menoleh ke arah ventilasi kecil
di atas pintu kamar kami. Oranye. Seperti api unggun, seperti bakar-bakar. Detik
berikutnya (ini sumpah yaa sok-sokan ngitung detik-detik blah blah) jantungku
berdebar ribuan kali lebih cepat. Aku baru benar-benar sadar. Sekarang lagi
kebakaran. Iya, kebakaran. Penginapan kami di Martadinata KEBAKARAN !. Seketika
itu juga aku langsung berjingkat dari kasur. Panik. Banget. Kau tau apa yang
ada di pikiranku saat itu ? Yang aku bayangkan adalah ketika keluar kamar kami
akan disambut dengan kobaran api yang siap menerkam, balok-balok kayu berapi
yang berjatuhan, dan kami akan terjebak sulit napas karena kepulan asap. Serius
aku ngebayang yang kayak di sinetron-sinetron.
Asal
saruk semua barang yang terlihat mata. Jaket-jaket, handuk, alat mandi, bahkan
snack ! Memasukkannya paksa dalam tas, bahkan menarik asal dan melilitkan
beberapa helai baju ke leherku. Depo oci juga nggak kalah panik. Kami pun
sesegera mungkin keluar dari kamar. Bahkan aku sudah berusaha menutup pintu
padahal oci masih di dalam *mian cii ><. Ketika berhasil keluar kamar,
bisa kulihat api benar-benar sedang menyombongkan ketangguhannya. Kuperkirakan
kobaran api itu masih berjarak sekitar 5-7 meter dan ternyata yang terbakar
bukan penginapan kami, melainkan gedung tetangganya. Hangatnya sudah kerasa.
Hangat seperti naganya Kris (jaman itu EXO belom ada koplak !). Di saat yang
bersamaan, aku bersyukur apinya ngga lebay kayak di sinetron dan aku berdoa
“Allah tolong selamatkan kami dari tempat ini”. Setelah melalui pintu kaca,
pintu terakir menuju keluar yang
dibukanya susah mampus, akhirnya kami selamat. Untuk sementara waktu. Ternyata
di luar sudah banyak orang yang juga terlihat panik. Ternyata hari masih gelap.
Masih sangat gelap dan jalanan masih sunyi.
Kami
berhasil keluar dari penginapan, lalu ? Mau kemana ?? Kami nggak kenal Bandung
sama sekali !. Oci panik, aku clueless, dan depo kudu nangis. Berjalan luntang
lantung tak tau arah jalan pulang dengan membawa tas dan koper dan baju-baju di
leher. Persis pedagang asongan. Kacau. Untung keadaan ini ngga berlangsung
lama. Untung keluarganya depo juga ikutan berlibur di Bandung ! Allah makasih !
Segera kami memanggil taksi, menuju hotel keluarganya depo di daerah Cihampelas.
Sesampai kami di hotel, papa depo langsung mengurus check in kami. Terlihat
tampang bingung dan penasaran mas-mas lobby. “Ini apaan check in pagi-pagi buta
gini”. Kami masih berusaha menenangkan diri. Nggak sengaja liat depo oci, aku
pun langsung memperhatikan diriku sendiri. Oh ! Kami masih pake baju tidur ! Dengan
rambut acak-acakan dan sepatu yang terpakai sembarangan >_<
Akhirnya
pagi. Tadi setelah check in kami ngga tidur lagi. Pikiran masih belum membaik.
Bahkan ketika kami sudah duduk santai di tepi kolam renang hotel. Rasanya
seperti dihipnotis sama kebakaran semalam (atau sepagi ?). Nggak mau
terus-terusan shock, kami pun mulai aktivitas pagi dengan mandi dan sarapan. Setelah pak alfa
-sopir istimewa yang duduk di muka- datang, kami mencoba mampir di penginapan
kami. Kali aja ada barang yang tertinggal. Sekalian pamit sama penjaga mess dan
menjelaskan kalau kami check out saja.
Jadwal
dilanjut dengan mengunjungi factory outlet di salah satu distrik yang banyaknya
ngga nguat. Ini sebenarnya part yang, yah, lumayan ngga kusuka. Mengingat aku
sebenarnya ngga bisa jalan di keramaian dan jalan dengan dikelilingi baju-baju
atau barang-barang apapun karena pusingku gampang kumat kalo kayak gini. Tapi
toh ternyata yang bikin part ini berlangsung sangat lama, sekitar 2-3 jam, ya
aku. Aku bingung mau nge-oleh-olehin adek-adekku apa. Jadi mumpung kami lagi
muter-muter dan mampir-mampir FO, yasuda sekalian beliin kaos buat adek. Yang
bikin lama adalah aku ngga hapal ukuran baju adekku, dan aku ngga ahli
mengira-ngira. Jadi deh lama gegara milih dan ngira-ngira ukuran, untung aja
dibantu oci depo. Makasih lo rek. Sorry bikin kaki kalian gempor ngelilingi
semua FO :p
Lunch
time. Atas saran sopir istimewa yang rekomendnya hampir selalu memuaskan,
akhirnya kami lunch super sehat di … lupa namanya. Kenapa lunch super sehat ?
Karena kami hanya mengonsumsi yogurt dan surabi. Kafe yogurt ini sudah terkenal
loh katanya. Ya keliatan sih dari jumlah pembeli yang datang. Depo oci, bak
anak kembar, memesan yogurt yang sama, rasa coklat. Sedangkan aku, karena
yogurt identik dengan asem dan aku ngga kuat asem, maka yang kupilih adalah
yogurt milkshake stroberi (salah nama ? entahlah, lupa). Kalo yogurt coklat punya
oci depo itu dari yogurt plain dikasi bubuk atau perasa coklat. Sedang punyaku
sepertinya yogurt plain plus perasa stroberi diolah dulu entah kayak gimana,
sehingga rasa yogurt ku nggak se-asem punya oci depo. Surabi sengaja dijual di deket
kafe yogurt mungkin sebagai penghilang rasa asem. Jadi rasanya pas banget kalau
minum yogurt didampingi dengan makan surabi.
Setelah
lunch, lanjut ke PVJ lagi. Cuss ke blitz untuk menikmati SS3 3D day two ~ Day
two ini kok rasanya jauh lebih riweuh dari yang day one. Mungkin karena hari
sabtu jadi yang ke blitz terlihat lebih banyak. Oh hari kedua ini ELF semakin
menunjukkan diri. Mulai dari kaos, aksesoris, sampai ls mereka keluarkan semua.
Yaa kesan nonton SS3 3D nya sama kayak pas hari pertama. Masih suka heboh dengan
kemunculannya Siwon. Untuk yang kedua ini kami sengaja liatin part-part yang
kami suka sekaligus yang terlewatkan kemarin. Mumpung seat kami jauh lebih baik
daripada yang kemarin. Review SS3 3D lebih jelas punya oci sih. Jadi kalau mau
tau silakan buka blognya disini.
Urusan
oppars selesai, kami pun beranjak menuju ITB. Kebetulan waktu itu masih ada ITB
fair hari terakhir, sekalian ketemuan sama Ida yang baru saja berulang tahun.
Hari sudah gelap. Ditambah dengan kemacetan di sekitar ITB, cukup membuat
bingung mau parkir dimana. Akhirnya Pak Alfa maksa markir mobilnya di depan
rumah makan -_-
Ini
pertama kalinya aku berkunjung ke ITB. Dan malam, dan dingin, dan seram. Karena
memang lagi ada acara, suasananya rame banget. Banyak orang dan nggak ada yang
kami kenal. Kebetulan ketika kami sampai Ida belum datang. Alhasil bingunglah
kami. Sama sekali nggak ngerti rute ITB kayak gimana. Kami mencoba menghubungi
beberapa teman, tapi hasilnya nihil. Arinta baru saja pulang menuju kosan,
Dahlan sama sekali nggak terhubung, sip. Lagi-lagi kami luntang lantung
nungguin Ida di pintu masuk ITB fair. Karena bosan, akhirnya kami memutuskan
nekat masuk saja. Dan WOW ! rame ! Ada banyak stan disana. Mulai dari game,
baju-baju, aksesoris, sampai makanan. Mirip lah kayak ITS Expo. Nah, ternyata
ada cosplay juga. Bisa ditebak lah ya kalo acara kayak ginian malem-malem
cosplay nya apaan. Iya, pasti serem-serem. Apalagi tadi sejak masuk kami sudah
disuguhi backsound yang mirip di film horror.
Okee
Ida belum dateng juga dan kami pun nyasar ke stan-stan makanan. Kami memutuskan
menunggu Ida disini karena lumayan banyak orang dan membuat ketakutan kami
hilang. Cukup lama setelah itu, Ida datang dengan sang arjuna dari Jogja #eaa.
Ia pun menraktir kami beberapa jajanan. Sempat ketemu juga sama temen-temen
dari Surabaya kayak Mbak Rima, Kenny, Yogi, dan Aurinda.
Usai
traktiran Ida, kami pun segera pamit undur diri dihadapan mereka. Baru beberapa
langkah kami keluar dari kerumunan stan makanan, aku melihat sosok yang
menyeramkan. Dengan pakaian ala Indian dan bawa-bawa tombak, mereka berjalan
menuju kami ! Spontan aku langsung menarik oci dan depo yang jalan di depanku
(atau belakang ? lupa). Masih dengan menarik mereka berdua, aku pun berbalik
arah, menuju tempat Ida berada. Sempat dimarahi orang juga gegara tingkahku ini
kami jadi nabrak-nabrak -,- Oh jadi ceritanya tema ITB fair kali ini
Indian-indian toh, pikirku sok tau. Kami pun takut untuk balik sendiri dan
berakhir dengan merengek minta diantar sampai depan sama Ida. Berhubung Ida
baik hati rajin mencuci dan suka memberi, dia pun bersedia mengantar kami
hingga pintu keluar ITB Fair. Kami meninggalkan ITB, mengucapkan salam
perpisahan pada Pak Alfa. Malam terakhir kami di Bandung pun tamat.
Akhirnya
selesai jugaaa ~! Makasih banyak buat semua yang terlibat. Terutama Oci sama
Depo. Makasiii kalian uda ngajakin liburan super seru, uda support aku, uda
bantuin banyak banget dalam hal ticketing SS3 3D plus transport ><
Makasih juga buat keluarganya depo, uda menyelamatkan kami dari luntang lantung
kobaran api. Buat om dan tante nya oci yang uda ngasih penginapan plus mobil
gratis. Buat Pak Alfa sopir istimewa yang selalu ngasi rekomen tempat makan dan
setia nungguin kami super lama di PVJ. Buat Tia yang gagal ikut tapi doanya
selalu menyertai kami. Buat Ida yang uda nraktir dan menyelamatkan kami dari
seramnya ITB. And last but not least, buat mama papa ! Makasih uda ngijinin
pergi jauh sama temenku >< Lain kali kasih sangu banyakan ya ma, pa *ngelunjak
:p
Dan
makasih juga buat readers yang sudi baca catatan perjalananku yang super
panjang dan nggak jelas. Stay tune on birubluish ya guys ! Semoga lain kali
bisa berbagi cerita lagi disini. Gomen foto-foto ngga ku cantumin disini,
karena selalu lupa minta ke oci. Ja ne ~
0 commments