5
November
Jam
sudah menunjukkan pukul 15.00. Namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Ji Hyun.
Kau kemana bodoh, batin Hyun Jae. Dia mengambil ponselnya, berusaha menelpon
sahabatnya. “Nomor yang anda tuju..“. Sangat jarang ponsel sahabatnya tersebut
tak dapat dihubungi. Bahkan seharian kemarin tak ada kabar dari Ji Hyun. Dia
terakhir kali menghubungi Hyun Jae dua hari lalu ...
To :
Cabi
Saranghae
Hyun
Jae pun mencoba menghubungi eomma dan appa Ji Hyun. Tidak tersambung juga. Hyun
Jae mulai bingung. Keluarga Ji Hyun yang ia tahu hanya eomma dan appa. Tidak
ada yang bisa ia hubungi lagi.
To : Cho Ji Hyun
Odie? Aku sudah di Zeelea café
daritadi bodoh! Cepetan!
Hyun
Jae masih tetap di tempatnya. Di tempat yang diminta Ji Hyun. Mengenakan dress
dan boots yang diminta Ji Hyun. Memesan minuman kesukaan Ji Hyun, Frappucino. Ia
menunggu sambil memandang sekeliling. Bagus juga café ini, pikirnya. Ini bukan
kunjungan pertamanya. Dia pernah berkunjung beberapa hari lalu, hanya saja saat
itu dia tidak memperhatikan suasana café. Lalu lintas Seoul yang padat itu
dapat terlihat apik dari sini.
Hyun
Jae kembali melihat jam. Pukul 4. Ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
To : Cho Ji Hyun
Kau kemana saja sih ? Aku sudah menunggumu 2 jam bodoh ! Tanggal 5
yang kau maksud tanggal 5 november ini kan ?? Aku ada kuliah nih
Seperti sebelumnya. Tidak
ada balasan. Bahkan Hyun Jae tidak yakin pesannya terkirim.
5
Juni
“Hujan dan tanggal 5, sungguh padanan
yang sempurna kan,”. Sempurna ? Bahkan Hyun Jae dan Ji Hyun tidak memiliki
momen istimewa saat hujan. Hanya saja saat ini Hyun Jae sedang ingin menangis.
Saat ini. Di tempat ini. Hyun Jae benar-benar bingung dan khawatir akan
sahabatnya. Sudah sekitar 7 bulan ini tidak ada kabar sama sekali dari Ji Hyun
maupun orangtuanya. Mereka tak dapat dihubungi pula. “Kau kemana? apa maksud
pesanmu itu?” Hyun Jae bertanya dalam hati. Pertanyaan itulah yang membuatnya
selalu mendatangi café ini setiap bulannya, setiap tanggal 5, berharap suatu
hari Ji Hyun benar-benar datang.
Hyun
Jae mulai menggigil. Tidak. Bukan mulai. Duduk kehujanan selama sekitar 2 jam,
tentu saja rambutnya sudah basah kuyup. Untung mantel yang ia pakai tebal dan
tergolong water resistant, sehingga badannya tidak terlalu basah. Dia kembali
mengambil ponselnya, kembali mengetikkan sesuatu. Langit Seoul bahkan sudah
kembali cerah. Dia pun beranjak dari tempatnya. Saat membayar Frappucino, ia
berpesan pada petugas kasir, “Kalau ada tamu bernama Cho Ji Hyun, tolong
katakan padanya, Park Hyun Jae tadi kemari”. Pesan yang yang sama yang selalu
ia katakan pada pegawai kasir setiap bulannya. Dan seperti biasa, dia
meninggalkan café tersebut dengan senyum.
END
To : Cho Ji Hyun
Kau kemana saja sih ?
Aku sudah menunggumu 2 jam bodoh ! Sudahlah. Aku akan menemuimu lagi tgl 5.
Kau datanglah Ji Hyun !