p.s. let me tell you, it is one of the cutest way to express my feels. I KNOW ITS EXACTLY NOT. tapi yauda lah ya, ijinkan saya sedikit senang malam ini, di tengah penilaian proper dengan PPU CEMS. ha to the ef ef. haff.
Ramadhan this year is kinda weird, you know, final project thingy.
Not too excited like usual, but still, i'm blessed
for having it with mom and dad and sisbro
and friends and so on.
Anyway,
... sorry again, for always promotes (?) him.
It’s impossible for us to find a perfect spouse if we model him toward someone, or toward our own sets of criteria. But we can try to find someone that just work. That when you and that someone are together, you both just work. Despite all the hiccups and each other’s shortcomings and imperfections and flaws. Because you should love someone inspite of, not because of. -Twivortiare
Hai sweetheart !
Hai !
Coba tengok sebentar ke arah kasurmu, perhatikan benda apa
saja yang ada disana. Oh, jangan lupa letaknya juga. Sudah ? Nah, sekarang coba
lihat satu per enam bagian kasurku. Apa kau menemukan barang-barang itu
juga ?
Boneka pemberian Safana yang
tadinya kubawa pulang dari lab belum juga dicuci. Warna putihnya mulai jadi
keabu-abuan tapi dia tetep aja nangkring. Kadang dipeluk sih, tapi lebih sering
kulempar ke dinding, terus dia mantul, terus lempar lagi, terus mantul lagi,
terus jatuh dari kasur. Kasian. Foto barengan besties termasuk penghuni baru,
dapet dari nikahan Kak Ita, kakaknya Meme. Sengaja ditaruh situ karena Meme cantik banget kayak boneka barbie,
Delly tampak lebih dewasa, sedangkan Tika (dan aku) tetep begitu begitu aja. Segerombol
komik atau novel atau buku tertumpuk tidak rapi di pojokan. Biasanya itu
bekas-bekas pengantar tidur. Ada notes sama sketchbook juga, kalik sebelum
ilang pingin coret-coret dulu. Sudah lama ngga coret-coret. Bahkan album Exodus masih disitu juga, buat sesekali
mantengin Baek ..
Keberadaan barang-barang itu otomatis
bikin ruang buat tidur berkurang, yang menyebabkan posisi tidurku mesti
ketekuk. Maklum, kasur solo, terbatas tinggi kurang dari 180cm pula. Bahkan
kadang kalo lagi heboh nggarap tugas jadi ketambahan Toto, jadi makin kayak
udang aja tidurnya. Mungkin kesannya kayak, “Duh anak ini males banget sik,
pindahin aja kan luas jadinya tuh kasur”. Anehnya kalo barang-barang itu ngga
ada di tempatnya, di kasur maksudnya, aku selalu merasa ada yang kurang. Ada
yang harus tampak berserakan. Belajar pun juga gitu, aku harus buka lapak, ada
buku catetan, laptop harus nyala, kertas fotokopian bertebaran, bolpen spidol
pensil keluar semua dari wadahnya, dan satu kertas hvs buat coretan. Kesemuanya
harus tampak memenuhi pandangan, baru bisa (agak) fokus. Fobia kerapian mungkin
ya? Iyain aja. Taapi, ketika keberantakan terjadi pada wilayah kekuasaanku (?),
dan itu disebabkan oleh orang selain aku (mau teman, mau adek, mau siapapun)
maka hanya ada satu kepastian: aku mbatin, terus pelakunya tak kutuk. Ada yang
merasakan hal serupa ?
Pada dasarnya saya memang harus belajar
Saya harus belajar merelakan emosi dan aura kelam menguasai
Saya harus belajar menampakkan raut muka terburuk
saya,
menyampaikan sinyal pada semua bahwa saya murka
Ya, saya harus mempelajari itu semua, untuk tidak
diulang kedua kalinya
Karena, sesungguhnya, ketika pembelajaran tersebut
dilalui, tidak muncul kelegaan sedikit pun
Yang ada hanya malu dan sesal
*tragedi kunci lasilfi, afina, dan albana (sengaja
sebut nama biar inget momen yang mana)
Semester ini sudah berjalan lebih kurang dua bulan.
Semester yang entah kenapa kok rasanya sangat membosankan dan berantakan. Ngga
punya kelas. Nggembelnya cuma sebaris lurus (lab sanitasi – lab pemulihan air – kamar mandi lt. 2 – workshop belakang). Terdampar di lasilfi, kadang di
balebengong kalo lagi nunggu jemputan. Berangkat layaknya masuk kelas pagi,
pulang paling cepet habis magrib. Makan siang sering kelewat kalo lagi ngga
bawa bekal, gara-gara free nya mesti tanggung, lima belas menitan tok ndil.
Konsumsi air putih juga berkurang. Tangan sering iritasi karena jarang pakai
glove. Geraknya sudah kayak zombie. Belum lagi kalo si peliharaan tiba-tiba
jadi transparan dan hasil yang didapat ngga sesuai perkiraan. Untung masih
punya Iman, setidaknya ngga jadi zombie fakir kasih sayang (HAHAHAHA NGETIKNYA
SAMBIL MUAK SAMA DIRI SENDIRI). Yah, nikmati laaah. Hidupku kok ya nggilani kalo
isinya ngeluh aja.
*nih bonus Iman, maaf ya kalo kebawa nightmare kalian
! hahaha bercanda bos ~
Ada saat dimana kamu merasa sangat marah,
sangat benci,
dan sangat kesal,
Terlebih pada dirimu sendiri,
Kemudian bingung kemana mau melangkah
Maka, saat itu, yang kau butuhkan hanya satu,
berinteraksi dengan Tuhan.
sangat benci,
dan sangat kesal,
Terlebih pada dirimu sendiri,
Kemudian bingung kemana mau melangkah
Maka, saat itu, yang kau butuhkan hanya satu,
berinteraksi dengan Tuhan.
Aldi | Gea | Bondet | Odi | Rery | Imok | Sovi |
Ada kalanya yang
dikangenin yang model begini (?). Kuliah ngga kenal yang namanya ujian praktek
senam. Ngga perlu ribet sok tinju-tinjuan pas ‘cinta satu malam’. Ngga butuh
ngeriwuki anak-anak kalo lagi aras-arasen latihan. Pulang sekolah lanjut makan
lanjut senam sampe malem. Gelesotan di balai RW Gea serasa kamar sendiri,
dengan lantai blentok-blentok cokelat bekas sesuatu. Motongin lakban dibentuk
angka digital gara-gara lupa pesen baju bernomor absen. Pengharum kamar aroma
penyetan campur bau keringet. Nandem (naik sepeda tandem maksutnya) ke bebek
palupi tanpa keahlian mengemudi.
“Eh eh, setirnya ngga bisa dibelokin”
“Eh eh, setirnya ngga bisa dibelokin”
“Loh sov, loh sov, bisa kok belokin ajaa”
“Susaaah, eh serius, nabrak portal loh rer ini”
“Ya, ya, yaaak !”
… ngga nabrak portal kok, cuma kena gronjalan dikit.
“Susaaah, eh serius, nabrak portal loh rer ini”
“Ya, ya, yaaak !”
… ngga nabrak portal kok, cuma kena gronjalan dikit.
“Aku paling suka
fotomu yang ini”
“Kok bisa ?”
“Soalnya backgroundnya bagus banget”
“Laaah backgroundnya …..”
“Laaah backgroundnya …..”
Dan sepertinya aku mulai paham akan apa yang kau bilang saat itu.
Bahwa presiden saja memilih dirinya sendiri.
Bahwa sudah sewajarnya kita menyentang nama kita sendiri.
Bahwa kita seharusnya adalah apa yang kita favoritkan.
Denpasar,
28 Januari 2015
*Anw aku tidak tau apakah yang kau harapkan sebagai hadiah sudah kau dapat, karena menurutku sifatnya terlalu subyektif. Tapi satu yang kutau, bahwa semua ini hanya semakin bertambah setiap waktunya. HAHA.
Beberapa jam yang lalu dapat kabar mengejutkan
sekaligus bikin terharu. Seorang teman telah lulus sidang akhir tugas akhir.
Seorang teman telah menyelesaikan kuliahnya. Seorang teman telah mengantongi
gelar ST dibelakang namanya. Seorang teman telah membantah pernyataan kejam
seorang yang lain (yang kalau saja kukenal rasanya pingin ngegeplak, saking
keterlaluannya) dengan berhasil tiga setengah.
Rochma Septi Pratiwi
3311100125
Cah Madiun, kalo sering ngobrol pasti
logatnya keluar. Kulit sawo terlalu matang *ups. Kerudung selalu bermotif.
Penunggang sepeda dari jaman maba sampai selesai kuliah. Jago belanja, atau
lebih tepatnya gila belanja (?), parah banget sumpah. Suka warna menyala,
terutama merah sama kuning. Super rajin, setiap kelas pasti nyatet. Cuek.
Keras, sekali enggak tetep enggak,
kadang dibilang suka ngeyel juga. Dalam empat taun kuliah baru sekali liat dia
nangis. Gigih banget nget (ini nih yang bikin ngiri !). Semester kemarin,
jadwal cuci bajunya adalah rabu setelah kelas techno. Baik hati pol. Gaya
bicara dan sikapnya kadang susah diterima sama orang biasa, maksudnya
orang-orang yang jarang berinteraksi (ada yang sempat dibikin nangis bahkan
cuma dengan omongan !). Kalo moodnya lagi jelek cenderung diam, jadi biarin
dulu aja, kasih ruang dan waktu sendiri. Biasanya langsung membaik ketika diajak
keluar atau jalan-jalan. Percaya ngga percaya, suka selfie. Penganut google map
sejati (pas di Bali sih). Apapun makanannya, minumnya es jeruk, atau jus.
Selamat teman !
Hidup yang sesungguhnya akan segera kau mulai !
Halo !
Ujian akhir semester ini alhamdulillah akhirnya
selesai juga (and yeah, welcome back to your final project! your one and only
for next smt sov!) setelah sekian lama menderita gara gara mata kuliah 3 sks super
duper melegenda. Menurut panduan akademik, satu sks itu 50 menit belajar di
kelas, 50 menit belajar terstruktur (termasuk tugas), dan 50 menit belajar
mandiri dalam seminggu. Tapi percaya ngga percaya, untuk 3 sks matkul AMDAL
memerlukan 150 menit belajar di kelas, 350 menit bikin dokumen (durasi ini
mulai berlaku sejak minggu ke 3 atau 4 kuliah), dan segelintir menit belajar
mandiri (karena sesungguhnya belajar mandiri hanya berlaku ketika besoknya mau uts,
sidang lisan, dan uas, itupun maksimal bertahan 4 jam! kam to the fret) dalam
seminggu. Ah! Bahkan matkul satu ini berhasil memecahkan rekor pulang
terlarutku. Pulang pas adzan subuh itu rasanya malu banget, asli, apalagi
sambil gotong-gotong printer. Ketika yang lain berduyun menuju masjid buat
sholat, aku yang perempuan (dan berkerudung pula!) malah baru menginjakkan kaki
di rumah. Walopun orang tua sudah tau alasanku bermalam, tapi yaa tetep aja.
Setelah sidang ulang KA. Bugenvil ! |
“(nggegek tanpa henti)”
“He kamu ketawa terus ati ati lo. Nanti
lupa definisi ketawa lo kamu”
“(diam sejenak) (rada mikir rada ngga
nyambung) (nggegek maneh)”
Menurut KBBI, tawa merupakan ungkapan rasa gembira,
senang, geli, dan sebagainya, dengan mengeluarkan suara (pelan, sedang, maupun
keras) melalui alat ucap. Sedangkan menurutku, yang mulai mengalami distorsi
makna, tawa merupakan suatu keadaan dimana terdapat interaksi antara aku dan
kamu. Ah ! Lebih tepatnya sih, tawa itu ya kamu, pohon toge.
** kemudian penasaran, definisi geli itu apa ? kalo
versiku nih, geli itu keadaan dimana sesungguhnya kamu suka dengan perilaku
atau perkataan tertentu, tapi logikamu tidak ingin menerimanya karena
menganggapnya terlalu konyol, yaa semacam denial gitu (NAH !). Bener ngga ?