Dunia Kita dan Peta part 1
June 11, 2013Every semester has it stories. Semester 2 kemarin ketemu
menggambar teknik dengan Pak Wiko sebagai dosen asisten, semester dimana untuk
pertama kalinya dibikin nangis sama dosen yang suka ngerjai mahasiswanya. Semester
3 ketemu duet maut laporan mikrobiologi sama teknik analisis pencemar
lingkungan plus running man ala praktikum hidro yang basah-basahan seluruh
badan buat megangin selang dari lantai satu sampai tandon di lantai tiga. Sekarang
giliran ketemu perpetaan, another story
that cant be replaced #tariknapasabot.
Tragedi perpetaan ini dimulai dari
Pak Yuwono yang mulai membahas penugasan pemetaan yang dilaksanain berkelompok.
Karena anak kelas A uda pada males ribet mbagi kelompok, jadi pembentukan
kelompok diserahkan sepenuhnya kepada Pak Yuwono. Dan hasilnya aku kebagian
kelompok 7 bareng Yulia, Rochma, Etik, Amal,
dan Irma yang diketuai sama Bima. Eh ternyata Fahmi belum masuk di daftar kelompok
manapun. Itu keadaannya ada 2 kelompok yang cowoknya cuma satu, salah satunya
kelompokku. Sedangkan praktikum perpet ‘katanya’ butuh cowok minimal dua per
kelompok. Jadi deh Fahmi diperebutkan sama dua kelompok yang tersisa ini. Fahmi mungkin sempat punya konflik batin galau
milih kelompok yang terbaik untuknya, atau gimana saku ngga tau, tapi akhirnya
dia memutuskan gabung ke kelompok 7. Yey ! Formasi lengkap 8 orang ! kurang
satu lagi nyamain SNSD !
Harusnya praktikum perpet dimulai hari
Minggu tanggal 7 April 2013. Tapi kami sepertinya kena hasutan dan tipuan diarahkan pak laboran geomatiknya untuk mundur
dua minggu jadi tanggal 20 April 2013 karena beberapa alasan. Yauda kami nurut,
mumpung masih butuh tidur setelah acara LITL HMTL Sabtu malamnya.
Sabtu 20 April 2013, when the story
begins..
Pagi-pagi di hari Sabtu yang
biasanya ngga ada kegiatan akademik kami harus segera bangun dan kumpul di
gedung geomatik. Masih inget banget mukanya anak-anak pas itu masih
berseri-seri, seger-seger gitu abis mandi. Masih nggatau aja kalo ngga lama
setelah pagi itu mukanya pada berubah semua, senasib sama pantat penggorengan
mama, celeng kumus-kumus, hitam nggak berseri-seri (?) #ketawasetan #ketawaindirisendiri
#NGAH
Setelah semua kumpul, ketua
kelompok ambil alat-alat yang dibutuhin di laboran, trus langsung terbang ke
lapangan. Alat-alat dari laboran
semuanya harus dijaga baik-baik dengan sepenuh hati. Theodolit seharga puluhan
juta jadi perhatian utama. Kalimat-kalimat peringatan ngga jarang terdengar.
“Dua puluh juta rek dua puluh juta ! ati-ati !” “Rusak ngedol motor iku !” .
Yah harap maklum, anak TL jarang punya alat praktikum yang harus dibawa-bawa ke
jalan gitu, apalagi yang harganya hampir sama kayak biaya pendidikan selama dua
tahun gitu. Nggak cuma theodolit, payung juga menyita perhatian, karena kalau
satu tiang pancangnya (apalah itu namanya yang bisa bikin payung kebuka tegak)
bengkok harus ngganti baru. Yah walopun pada akhirnya payung kami sedikit
bengkok tapi nggak pakai acara ngganti karena nggak ketauan #kancilbangetkancil
Sebelum mulai praktik kami di
briefing dulu sama pak laboran biar ngerti cara baca theodolit. Setelah
briefing langsung dibagi wilayah praktikumnya. Kelompok 7 dapet di Jalan Teknik
Kimia ITS yang deket gedung material, yang bagian tanahnya kehalang tumpukan
beton, dan bagian sungainya mengalami penyempitan. Jadi ceritanya wilayah kami
termasuk wilayah yang praktikum yang paling ribet (-__-“). Pembagian kerja
kelompok 7 simpel banget. Yang cowok bagian pegang rambu, yang cewek bagian
baca theodolit, nyatet, ngitung, mayungin theodolit (sumpah yang ini apa
banget, alat harus dipayungin coba!), sama mandor. Kebetulan Sabtu itu matahari
lagi males-malesan, Baekhyun juga ngerti kalo kekasihnya lagi praktikum di
jalanan, jadi ngga kerasa panas, ngga silau juga. Gomawo oppaa~ #krauk
#oppabukanopak
Yaap praktikum berlanjut sampai
hari berikutnya dengan hal-hal bodoh yang terjadi. Tenaaang, tragedi belum
berakhir kawan !
Theodolit masih dalam sangkar. Harus banget difoto dulu
sebelum dikeluarin ! Soalnya kalo pas balikin ngga sesuai sama keadaan asal dia
nggak akan bisa masuk, dan kalo dipaksain masuk alatnya yang bakal rusak. werrrr
dua puluh jutaa ~
Ceritanya mata rochma lagi lelah letih lesu lunglai gegara
baca theodolit, jadi dia ngefotoin anak-anak. Nah kebetulan yang lagi baca
theodolit di foto itu aku, makanya dipost disini #ehem
“Mi jangan geser-geser ya ! Jangan dilepasin nanti
aku jatuh ><”
“ Iya Bim, kamu juga jangan dilepas ya nanti aku jatuh
juga >< “
Sumpah ini drama ! Ini yang cewek-cewek dengernya sambil geli
sendiri. Jadi ceritanya Fahmi sama Bima itu lagi di titik penyempitan sungai.
Tinggal senggol sedikit aja mereka berdua bisa nyemplung ke sungai ! hahaha.
Keliatan kan tuh tangan Bima lagi berserah diri sama rerumputan. Seandainya
mereka beneran jatuh seru kali ya … #eh
Ini apa
banget lah. Sementara Bima Fahmi sibuk ambil posisi dengan susah payah
mempertaruhkan nyawa buat naruh rambu dengan baik dan benar, pasukan cewek kece
malah berpose -___-
Ini pertama
kalinya lihat muka Bima Fahmi capek banget. Uda makin item, makin lusuh pula.
Biasanya mereka seger-seger aja, ganteng-ganteng aja, rapi-rapi aja. Maklum,
mereka kan duo windrose, asli dan palsu. Fyi, windrose di TL itu yang katanya
paling ganteng. Katanya sih. Eh tapi beneran sih #lho #apanyayangbeneran
Setelah
perjuangan itu, nggak ada yang lebih baik dari sekedar foto bareng sama
alat-alat menyusahkan tersayang. Bisa jadi ini kali pertama dan terakhir
kami menggunakan alat-alat ini. Bisa jadi :”
Terakhir. Banyak-banyakan orang yang masuk ke frame segitiga
(frame dari rambu) bak running man. Duh muka kucel ngga nguati.
0 commments